BantaengNewsSejarah

Bantaeng Peringati Hari Jadi ke 767 Tahun, Ini Sejarahnya

Bantaeng adalah salah satu daerah di Sulawes- Selatan yang memiliki sejarah panjang. Tak heran jika Bantaeng memiliki nama lain sebagai Butta Toa. Butta Toa dalam bahasa Makassar berarti Daerah Tua. Hari ini, 7 Desember 2021 Bantaeng merayakan Hari Jadi Bantaeng ke 767 Tahun.

Peringatan Hari Jadi Bantaeng ke 767 tahun  ini berpusat di di Balai Kartini, Jalan Kartini, Kecamatan Bantaeng, Selasa (7/12/2021). Peringatan tahun ini mengambil tema Terus Lebih Baik. Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin, menyampaikan, tema Terus Lebih Baik ini mengandung makna bahwa masyarakat Kabupaten Bantaeng akan senantiasa bersemangat untuk memperbaiki kehidupannya agar lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Bahwa masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng senantiasa bergerak bersama mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga kesejahteraan masyarakat dapat kita wujudkan bersama,” tuturnya.

Bupati Bantaeng juga menyampaikan harapannya pada Pemprov Sulsel untuk senantiasa memberikan support dan dukungan kepada Pemkab Bantaeng. Baik dalam bentuk kegiatan pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan pemulihan ekonomi lainnya.

“Kami yakin, dengan dukungan Pemprov maka pembangunan di Kabupaten Bantaeng Insya Allah akan semakin pesat dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Plt. Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dalam kesempatan ini mengungkapkan ada banyak investor yang tertarik untuk membangun Bantaeng, khususnya dalam bidang industri. “Saya sudah terima kunjungan  Direktur  PT Asiamax Mining Indonesia yang selama ini beroperasi di Morowali. Rencananya mereka akan membangun smelter di Bantaeng, sehingga diharapkan dengan terbukanya investasi ada komitmen investor untuk mempekerjakan tenaga lokal dan tanggungjawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan,” ungkapnya.

Andi Sudirman Sulaiman juga mengungkapkan Pemprov Sulsel tetap mengucurkan pemberian bantuan keuangan kepada Pemkab Bantaeng. Sebagai dukungan terhadap Bantaeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan selatan, tahun 2021 ini Pemprov Sulsel tetap memberikan bantuan keuangan sekitar Rp 5,5 miliar untuk peningkatan jalan ruas Kayu Loe – Lannying IV dengan panjang 4 km, serta pencegahan stunting dan gizi buruk.

Dalam kesempatan itu, Plt Gubernur Sulsel didampingi Bupati Bantaeng melakukan penandatanganan prasasti ruas Kayu Loe – Lannying IV, serta memberikan penghargaan dan penyematan peniti emas kepada tujuh tokoh masyarakat dan tujuh ASN teladan.

Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menghadiri peringatan Hari Jadi Bantaeng ke 767 Tahun.
(foto: Dok Humas Pemprov Sulsel)

Sejarah Penetapan Hari Jadi Bantaeng.

Nama Bantaeng telah dsebut dalam kitab Negarakertama, naskah istana Kerajaan Majapahit, yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Kitab yang ditulis tahun 1365 ini menyebut Bantayan (Bantaeng) sebagai wilayah salah satu wilayah untuk memperluas hubungan perniagaan dan pemerintahan. Dr.Muhammad Yamin, menyebutkan dalam Atlas Sejarah, pada tahun 1254 Bantaeng sudah disebut-sebut sebagai salah satu daerah di timur Nusantara yang jadi sasaran perluasan hubungan pemerintahan dan perniagaan bagi Kerajaan Singosari yang dipimpin Raja Kertanegara di Jawa Timur (1254 -1292).

Penetapan Hari Jadi Bantaeng berdasarkan bukti autentik tersebut,yaitu Bantaeng telah ada sejak tahun 1254. Adapun pemilihan tanggal 7 merujuk pada simbolisasi dari Balla Tujua di Onto dan Tau Tujua yang memerintah di Bantaeng pada masa lalu, yaitu Kare Onto, Bissampoe, Sinowa, Gantarangkeke, Mamampang, Katapang, dan Lawi-lawi. Sedangkan bulan 12 (Desember) dipilih, diartikan secara simbolik menunjukkan sistem adat 12 yang demokratis dalam mengambil kebijakan pada masa kejayaan kerajaan di Bantaeng. Adat 12 ini  beranggotakan wakil rakyat melalui unsur Jannang (Kepala-kepala Kampung). Kesepakatan penetapan tanggal 7 Desember 1254 sebagai hari jadi Bantaeng dicapai oleh para pakar sejarah, sesepuh dan tokoh masyarakat Bantaeng pada tanggal 2-4 Juli 1999 yang tertuang dalam Keputusan Mubes KKB nomor 12/Mubes KKB/VII/1999 tanggal 4 Juli 1999 tentang penetapan Hari Jadi Bantaeng. Keputusan itu diperkuat oleh DPRD Tingkat II Bantaeng yang memutuskan bahwa sangat tepat Hari Jadi Bantaeng ditetapkan pada tanggal 7 bulan 12 tahun 1254, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor: 28 tahun 1999.

Dalam masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya sejak 11 Nopember 1737, Bantayan yang diubah sebutannya menjadi Bonthain ditetapkan sebagai basis pemerintahan dengan status sebagai afdeling berpusat di Kota Bonthain (sekarang: Kota Bantaeng, ibukota Kabupaten Bantaeng). Dari tahun 1737 – 1941 tercatat terjadi sebanyak 90 kali pergantian kepala pemerintahan yang disebut Residen, Contreleur, Gezagheber (setingkat Bupati) yang ditugaskan di Bonthain.

Adapun Kabupaten Daerah Tingkat II Bantaeng secara resmi dibentuk melalui Undang-undang No.29 tahun 1959 dengan pengangkatan Bupati Pertama A.Rivai Bulu, berdasarkan Kepmendagri No.U.P.7/2/38-375 tanggal 28 Januari i960 dan dilantik tanggal 1 Pebruari 1960. Nama Bonthain secara resmi diubah menjadi Bantaeng pada 22 Januari 1962 atas persetujuan DPRD-GR Tingkat II Bantaeng, mengingat nama Bonthain merupakan ciptaan Belanda. Sejak terbentuk sebagai daerah kabupaten, hingga saat ini Kabupaten Bantaeng telah dipimpin 10 orang bupati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *