Budaya Bantaeng Ini Bisa dijadikan Tempat Wisata
Berbicara soal Bantaeng, seperti tak ada hal yang tidak bisa dieksplor lebih dalam lagi. Sebab, seperti yang kita ketahui sendiri, bahwa Banteng, salah satu lokasi di Sulawesi ini memiliki kekayaan yang sangat menarik mulai dari kekayaan alam, pariwisata, sumber daya manusia, serta kebudayaannya. Kali ini, Saya ingin sedikit mengupas sebagian kebudayaan dari Bantaeng, yang mana salah satunya adalah berupa rumah adat dan beberapa peninggalan lainnya yang beragam, yang berasal dari kerajaan yang pernah berdiri di Kawasan Bantaeng ini. Nah, penasaran? Untuk informasi lebih lanjutnya, simak beberapa hal berikut ini ya!
Rumah Adat Balla Lompoa
Pertama, rumah adat yang merupakan salah satu budaya Bantaeng adalah Balla Lompoa yang dikenal sebagai kediaman Raja di zaman Butta Toa. Atau yang sering dikenal dengan Raja Karaeng Pawiloi di tahun 1912 sampai dengan 1947. Untuk Anda yang penasaran, Anda bisa datang ke Kawasan Jalan Bolu, tepatnya di Kampung Ilalang, Letta, Bantaeng.
Nah, yang unik dari rumah adat ini adalah bentuknya yang seperti panggung dan memiliki beberapa segmentasi seperti bangunan induk dan tambahannya berupa serambi – serambi kecil. Untuk atapnya berbentuk segitiga dan ada anjungan yang bentuknya menyerupai kepala naga di bagian depan dan ekornya untuk bagian belakang yang mana dibuat dengan berbahan dasar kayu.
Rumah adat ini kerap kali digunakan untuk beragam acara kebudayaan atau peringatan hari -hari besar dan penting wilayah sekitar. Sehingga jika Anda datang saat sedang ada acara kebudayaan tentunya akan sangat menarik bukan?
Mesjid Tua Lompong
Selanjutnya, kebudayaan yang menarik dari budaya Bantaeng adalah mesjidnya yang mana dikenal sebagai Mesjid Tua Lompong yang mana merupakan sebuah masjid bergaya kuno dan dilengkapi dengan atap yang berbentuk susunan tumpeng 3. Meski difungsikan sebagai tempat ibadah, namun masjid tua ini kerap kali juga dijadikan sebagai sebuah objek wisata yang menarik apalagi jika dilihat dari bagian bangunan luarnya yang sangat unik dan otentik, berbeda dengan bangunan yang ada pada saat ini.
Untuk Anda yang penasaran, Anda bisa lekas datang langsung ke lokasi yang mana berada di jalan Blu, tepatnya di Jalan poros Bantaeng Makassar di kelurahan Letta. Anda bisa datang menggunakan beragam kendaraan karena akses menuju ke masjid ini pun juga mudah untuk dicapai.
Masjid ini sebenarnya merupakan masjid wakaf karena didirikan di tanah wakaf dengan luas sekitar 860 meter dan didirikan dengan beberapa bangunan seperti bangunan induk yang berupa penampil dan tubuh masjid beserta dengan pilar dan dinding yang besar yang berada di bagian utara, selatan, timur , dan barat yang kokoh dan dibuat dari tembok dengan dilengkapi ventilasi udara yang baik dengan dilengkapi cat warna hijau.
Kemudian pada bagian timurnya sendiri juga dilengkapi pilar yang memiliki gaya Eropa dan untuk bagian puncaknya terdapat sebuah mustak yang dibuat sejak jaman dinasti Ming. Terdapat juga gapura yang dilengkapi dengan kolam yang bisa digunakan sebagai tempat wudhu para Jemaah masjid tersebut. Pintu masuknya pun juga sangat menarik dan digunakan sebagai salah satu landmark dari masjid ini.
Nah, itulah 2 jenis budaya Bantaeng yang sampai saat ini masih awet dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar maupun para pengunjung. Semoga dengan ulasan ini bisa membantu Anda untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebudayaan dari Bantaeng. Semoga bermanfaat!