Sinergitas Unicef Dan Jenewa, Orientasi Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) Bagi Seluruh Puskesmas Di Kabupaten Bantaeng
Bantaeng, Bonthaina – Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa untuk meningkatkan derajat kesehatan, salah satunya melalui perbaikan gizi masyarakat terlebih pada balita.
Presentase angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk (wasting) di Kabupaten Bantaeng sebesar 3,4% (Riskesdas, 2018), meningkat menjadi 4,4% (SSGI, 2019) dan 5,9% (SSGI, 2021).
Pencegahan dan penanganan wasting yang tepat melalui program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) dapat membantu mencegah kematian serta mencegah terjadinya kekurangan gizi kronis seperti stunting.
Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dan didukung oleh UNICEF melaksanakan penguatan kapasitas Tim Asuhan Gizi (TAG) Puskesmas melalui “Orientasi Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) Bagi Tim Asuhan Gizi Puskesmas di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan”.
Kegiatan dilakukan selama tiga hari pada tanggal 02-04 Agustus 2022 di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng karena mendukung program percepatan penurunan stunting terlebih dengan dihadirkannya masing-masing dokter, perawat dan ahli gizi dari 13 Puskesmas di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
Nike Frans selaku perwakilan UNICEF Indonesia dalam sambutannya menjelaskan mengenai pentingnya Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (Integrated Management of Acute Malnutrition) dalam mencegah dan menangani anak gizi kurang dan gizi buruk.
“Dengan pelaksanaan PGBT yang sesuai, maka kita dapat mencegah dan menangani kasus gizi buruk sebelum kondisi anak-anak menjadi lebih parah. Pentingnya penemuan dini dan rujukan kasus balita wasting juga membutuhkan peran semua masyarakat agar balita segera ditangani di fasyankes” tambahnya.
Lebih lanjut Nike juga menyampaikan bahwa Kabupaten Bantaeng akan manjadi dampingan UNICEF 2022 dalam penguatan penemuan dini balita wasting di lingkungan PAUD menggunakan skrining pita Lingkar Lengan Atas (LiLA) untuk identifikasi balita gizi buruk dan rujukan yang tepat.
Kegiatan Pelatihan PGBT dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan dr. Andi. Ihsan., M. Kes.
“Terima kasih kepada UNICEF dan Jenewa yang membersamai kami dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan yang menjadi suatu kebanggaan tentunya dari Kab. Bantaeng yang bisa mendapatkan materi secara langsung. Besar harapan bagi dokter, perawat, dan petugas gizi bisa memanfaatkan momentum untuk berinteraksi, sehingga masalah gizi yang dihadapi bisa diselesaikan bersama”.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberi penguatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pencegahan dan tata laksana gizi buruk yang tepat pada balita, sehingga Kabupaten Bantaeng dapat bebas dari gizi buruk. Melalui PGBT, anak gizi kurang dan gizi buruk dapat ditemukan secara cepat dan ditangani dengan benar.